"Kamu romantis. As always,"
Kata seorang temanku saat membaca pesan di dinding facebook milikmu. Dia membabat habis semua isi timeline-mu. Membaca berapa banyak pesan yang kutulis, dan komen - komen yang kusambar. Itu belum termasuk inbox kita -yang tak mungkin dia baca. Dia bilang, kita terlihat begitu romantis.
Apa iya? Ah, cinta itu tak pernah ada di antara kita, iya kan?
Aku jadi teringat. Suatu hari kamu sedang memakan sop buah di pinggir jalan, sendirian. Dan aku kebetulan mendatangi gerobak sop buah tersebut untuk membelinya. Kamu memanggilku, dan aku tertawa lepas. Berpikir bagaimana mungkin kita bisa bertemu di tempat seperti ini? Tempat yang jauh dari rumah, tempat yang asing, penuh polusi, dan tanpa disengaja kita mempunyai keingan sama untuk ke tempat itu. Lalu katamu dalam bahasamu, "Jodoh sekali bertemu tiba - tiba,"
Itu dulu sekali. Dan banyak kejadian aneh lain yang membuat kita tak habis pikir. Mengingatmu membuatku segera membuka folder lama, di mana foto - foto kita tersimpan rapi. Kubuka pula foto - fotomu di galeri facebook. Ah. Kita masih sama dalam beberapa hal. Kamu masih tersenyum semanis itu, dan aku masih suka melihatnya.
Perbedaannya adalah, dulu senyuman itu untukku. Dulu senyuman itu ketika kamu berada di sampingku. Yang kulihat sekarang, ada perempuan lain di sebelahmu.
Lantas mengapa masih saja kita saling kirim pesan bernada manja dan kata - kata yang hangat?
Hai kamu, yang baru saja ulang tahun. Kuberi tahu satu hal. Sepertinya Tuhan memutuskan agar kita tidak berjodoh. Kita sudah dipisahkan olehNya dengan banyak perbedaan. Yang paling sukit adalah ; beda negara, beda warga negara, beda bahasa, beda adat, dan beda agama. Tapi kita memang manusia bodoh yang tak peduli dengan perbedaan. Bukankah kutub magnet harus berbeda untuk dapat bersatu? Kita sanggup mengabaikan semua perbedaan itu, membandel dengan terus berkomunikasi melalui sosial media, dan merekatkan hubungan kita dengan bersedekap dalam doa.
Banyak yang bilang, presetan dengan doa yang kita sematkan. Ada yang mencibir waktu kamu mengucapkan doa - doa untukku saat menjelang lebaran. Ada yang mencaci-maki diriku saat menyemangatimu di Misa Malam Natal. Namun ada juga yang terharu menyaksikan kita begitu kuat menjaga keharmonisan selama ini.
Tapi, selain Tuhan, yang tak pernah merestui kita adalah Takdir. Aku memiliki pria di sini dan kamu mempunyai seorang wanita di negaramu. Takdir kita bersama orang lain. Meskipun, sempat kita dibutakan oleh ego, dan nyaris tak menganggap mereka.
Aku tahu kamu lelaki baik. Dan pria yang ada bersamaku juga baik, (Pria terbaik yang jujur, setia, perhatian, dan selalu ada buatku). Maka, kita memutuskan untuk saling diam, berhenti berkomunikasi, mencoba bersyukur dengan pasangan masing - masing, tapi aku tak pernah putus berdoa untukmu.
Sialnya, sesuatu bernama Nekat kadang menyebalkan. Setelah aku sendiri, kamu sendiri, kita bertekad untuk lebih dekat, tapi tak pernah sepatah kata pun membuat itu terjadi. Dan kamu kembali bersama wanita lain. Sementara aku nekat mencintaimu dan memilih menunggu.
2011...
2012...
2013...
2014!
Kita sudah beberapa tahun tak bertatap muka, dan kudengar dari sahabatku bahwa tahun ini kamu akan berkunjung ke Indonesia.
"Sudah tahu kan, dia mau datang?"
"Oya? Kapan?" Kataku santai. Tapi bola mataku membesar, senyumku merekah. Kurasakan pipiku memanas untuk sesaat.
"Dua bulan lagi. Nanti dia datang sama pacarnya,"
"..."
Detik itu juga aku sadar, aku tidak boleh seperti ini. Aku tak mau wanitamu tahu tentang aku. Tak mau hatinya sakit. Semoga aku ada di belahan bumi lain dua bulan lagi. Agar kamu bebas berkeliling Indonesia tanpa merasa ada aku yang mungkin jadi pengganggu.
_________________________________________
P.S. no.I : Kamu, yang pada saat ini pukul 17.00 waktu negaramu, tolong katakan pada Tuhan-mu kalau kita sudah menyerah dan tak akan nakal mencari cara agar bisa bersama. Nanti aku akan katakan pada Tuhan-ku kalau kita sudah memutuskan untuk hidup masing - masing.
P.S. no.II : Even you thought that 'I Love You' is just a words, I will always saying that I (ever) Love You.
P.S. III : Bisakah kamu sampaikain rasa terima kasihku pada pembuat aplikasi Facebook? Karena Mark telah memudahkan kita dalam berkomunikasi.
Tidak ada komentar:
Ada pertanyaan atau kamu ada masukan?
Ditunggu komentarnya!:)